Minggu, 19 Desember 2010

Ayahku

Sudah begitu banyak yang diberikan ayahke kepadaku, dengan berbagai cara, dan kini aku ingin memberikan sesuatu baginya. bagaimana kalau medali emas kejuaraan lari 100 meter dalam Olimpiade 1984? menurutku, itu yang paling sesuai untuk diberikan kepadanya, sebagai lambang segala hal menyenangkan yang kami lakukan bersama-sama, segala kebajikan yag kualami berkat dia.

Sebelum itu, tidak pernah kukeluarkan medali-medaliku dari tempat penyimpanannya di bank. tetapi hari itu, dalam perjalanan ke bandar udara, aku mampir ke bank untuk mengambil medalikuitu yang kemudian ku masukkan kedalam saku jasku. aku membawanya ke New Jersey-untuk Ayah.

Pada hari pemakaman, saat keluarga kami memberikan penghormatan terakhir, aku mengeluarkan medali itu untuk meletakannya di tangan Ayah. Ibuku bertanya apakah aku yakin hendak menguburkannya bersama jenazah Ayah. kujawab bahwa aku yakin. medaliku itu kurelakan menjadi milik Ayah untuk selama-lamanya. "tetapi aku akan mendapat gantinya"kataku kepada ibuku. lalu aku berpaling ke arah Ayahku dan berkata lagi "tenang sajalah, aku akan mendapat satu lagi". itu merupakan janji-pada diriku sendiri dan kepada Ayah. kulihat ia berbaring begitu damai, dengan kedua tangan terlibat di depan dada. ketika kuletakkan medaliku di tangannya, ternyata pas sekali.

from:chicken soup for the soul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar